Membangun karakter terhadap anak hendaknya menjadikan seorang anak
menjadi terbiasa untuk berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan
merasa bersalah kalau tidak melakukannya. Sebagai contoh, seorang anak yang
terbiasa makan tiga kali sehari, akan merasa tidak enak bila makan hanya dua
kali sehari. Dengan demikian, kebiasaan baik yang sudah menjadi instink,
otomatis akan membuat seorang anak merasa kurang nyaman bila tidak melakukan
kebiasaan baik tersebut.
Dalam pembentukan karakter ada tiga hal yang berlangsung secara
terintegrasi. Yaitu :
1. Anak
mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, dan mampu
memberikan prioritas hal-hal yang baik.
2. Mempunyai
kecintaan untuk berbuat baik dan membenci perbuatan buruk. Misalnya anak tidak
mau mencuri, karena ia tahu bahwa mencuri itu adalah perbuatan tercela.
3. Anak
mampu melakukan kebajikan dan terbiasa melakukannya. Karakter baik yang
ditanamkan pada anak dapat dimulai dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta
isinya, tanggung jawab, disiplin, mandiri, hormat dan santun, kasih sayang,
kepedulian, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah,
keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan
persatuan.
Di sekolah peran guru sangatlah penting dalam
membangun karakter anak didiknya agar tumbuh generasi penerus bangsa yang
mempunyai karakter yang baik. Pendidikan karakter di sekolah MI Al-Chusnaniyah
dapat dilakukan melalui pembinaan akhlak setiap hari sebelum pelajaran dimulai,
melalui kisah-kisah teladan yang disampaikan pada saat pelajaran Aqidah Akhlak,
PKn, dll, serta melalui ekstrakurikuler pramuka. Namun terkadang itu saja
tidaklah cukup, masih ada anak yang mempunyai sikap yang temperamen, minder,
kurang berempati terhadap temannya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat
diterapkan suatu metode “Kartu Kebaikan” selama 21 hari di kelas. Mengapa 21
hari ? Ada satu kunci untuk menanamkan kebiasaan baik yang dikenal dengan hokum
21 hari, karena dalam pembentukan karakter erat kaitannya dengan menciptakan
kebiasaan baru yang positif. Dan kebiasaan akan tertanam kuat dalam pikiran
manusia setelah diulang selama 21 hari.
“Kartu Kebaikan”
merupakan suatu kartu yang bertuliskan sifat-sifat baik yang akan
ditanamkan pada diri seorang anak. Seorang anak akan diberi tantangan untuk
mempunyai sikap sesuai dengan tulisan yang tertera pada kartu tersebut selama
21 hari. Mekanismenya adalah misalnya anak yang pemarah diberikan Kartu
Kebaikan “Sabar”, anak yang kurang disiplin diberikan Kartu Kebaikan
“Disiplin”, dsb. Lalu kartu tersebut dipasang di baju mereka dimana satu dengan
yang lainnya dapat melihat kartu tersebut dan dapat saling mengingatkan satu
sama lain. Diharapkan dengan adanya kartu tersebut dapat membawa konsekuensi
positif dalam menciptakan kebiasaan baru yang positif pada diri anak, yang
semula mempunyai karakter pemarah menjadi dapat lebih sabar, yang semula adalah
pribadi yang minder menjadi pribadi yang percaya diri dengan kemampuannya.
Metode ini pernah diterapkan oleh seorang teman saya
yang menjadi Pengajar Muda di pedalaman Sulawesi, dimana karakteristik anak
gunung di sana jauh lebih keras, dan terbukti berhasil.
Setelah tercipta kebiasaan baru yang positif, maka
langkah seharusnya adalah membina kebiasaan tersebut secara berkesinambungan
agar tidak kembali lagi ke kebiasaan awal yang negatif.
1 komentar:
mantaapppszzzz
bisa dipraktekkan nichhhh
Posting Komentar